KLATEN, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Klaten, Jawa Tengah, menyiagakan 34 ambulans dari seluruh unit pusat kesehatan masyarakat sebagai persiapan penanggulangan ancaman erupsi Gunung Merapi yang saat ini berstatus waspada level II.
Pelaksana harian Kepala Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten Sanyoto, Rabu (20/10/2010) mengatakan, kesiagaan itu diutamakan pada tiga lokasi barak pengungsian di Kecamatan Kemalang, yakni Desa Bawukan, Keputran, dan Dompol.
"Kami akan menyiapkan satu unit ambulans dengan personel satu dokter, dua paramedis, seorang asisten apoteker dan staf administrasi, serta seorang sopir di masing-masing barak pengungsian," katanya.
Meski belum ada koordinasi terkait rencana pengungsian warga lereng Merapi dalam waktu dekat, pihaknya telah berkoordinasi dengan pengelola Puskesmas Kemalang dan Manisrenggo untuk siaga.
"Kedua Puskesmas tersebut jaraknya yang paling dekat dengan Gunung Merapi sehingga harus siaga jika sewaktu-waktu terdapat warga yang membutuhkan pertolongan," katanya.
Sanyoto mengatakan, tim medis yang bersiaga di lokasi pengungsian akan difokuskan pada penanggulangan penyakit yang kemungkinan besar dialami pengungsi seperti infeksi saluran pernapasan akut dan diare.
Masing-masing tim medis akan bersiaga 8-12 jam per hari di setiap lokasi.
"Selain menyiagakan tim medis, Dinkes akan terus memantau kebersihan serta ketersediaan air bersih dan sanitasi di lokasi pengungsian untuk mengantisipasi penyebaran penyakit," katanya.
Minimnya dana yang dimiliki Pemkab Klaten mengharuskan pihaknya memanfaatkan seluruh komponen kesehatan di Puskesmas untuk membantu jika ada pengungsi Merapi.
Koordinator Pos Pantau Merapi di Desa Balerante Sukiman mengatakan saat ini warga masih beraktivitas normal meski bau belerang mulai tercium pada malam hari.
"Dengan adanya hujan lebat yang mengguyur dalam beberapa hari terakhir, terpantau ada banjir material dan suara gemuruh yang menunjukkan peningkatan aktivitas Merapi," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar